Belangkas (Horseshoe Crab) di Teluk Banten: Eksplorasi untuk Konservasi

Aksi Konservasi Mari Conservation Untuk Pelestarian Spesies Belangkas (Horseshoe Crab)

Belangkas (Horseshoe Crab)

BANTEN – Belangkas atau yang dikenal juga dengan kepiting tapal kuda (horseshoe crab) merupakan suatu Arthopoda purba yang hidup pada era Palaeozoic (500 juta tahun yang lalu). Hewan ini biasanya di temukan di sepanjang pantai pesisir berlumpur, pantai berpasir, dan seringkali di terumbu karang tergantung spesies dan stadia. Saat ini terdapat 4 spesies belangkas di dunia yang dapat dibedakan dalam dua genus Tachypleus dan Carcinoscorpius. Penilaian IUCN beberapa spesies telah teranacam punah. Belangkas sering disebut sebagai "living fossil" karena bentuk tubuhnya yang hampir tidak berubah selama lebih dari 450 juta tahun. Di Indonesia, berdasarkan Peraturan Menteri LHK No. P.106/2018, seluruh jenis Belangkas telah ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi.

Gambar 1. Survey dan Edukasi Masyarakat Nelayan

(Sumber Foto: Mari Conservation)

Berdasarkan pengamatan Mari Conservation pada eksplorasi tahun 2025, belangkas masih ditemukan di Teluk Banten namun sangat langka. Studi awal dengan pemasangan jaring selama 5-10 jam hanya memperoleh 2 ekor belangkas di pesisir Pulau Kambing dan pesisir Cagar Alam Pulau Dua. Identifikasi awal berdasarkan karakter morfologi spesies yang ditemukan yaitu Tachypleus gigas dan Carcinoscopius rotundicauda di Teluk Banten. Kegiatan ini didanai oleh The Rising Explorer Grant, The Explorers Club.

Gambar 2. Koleksi Data Perairan dan Sebaran Populasi Belangkas (Sumber Foto: Mari Conservation)

Kegiatan pemetaan ini merupakan langkah strategis awal bagi Mari Conservation dalam upaya melindungi populasi belangkas di Teluk Banten. Melalui sinergi antara pemangku kepentingan dan masyarakat nelayan, kami menekanan pada partisipasi aktif nelayan lokal dalam menentukan titik nelayan bersandar (sampling points) berdasarkan pengetahuan lokal (Local Ecological Knowledge). Kami berkomitmen untuk memastikan kelestarian spesies purba ini serta menjaga keseimbangan ekosistem pesisir secara berkelanjutan.


Penulis

Rubi Maulana

(Marine Resilience Initiatives for Conservation)

Muhammad Faiz Akbar Syaifuddin

(Marine Resilience Initiatives for Conservation)

Muh. Herjayanto

(1Marine Resilience Initiatives for Conservation)

(2Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)


Referensi

https://www.iucnredlist.org/search?query=horseshoe%20crab&searchType=species

https://jdih.maritim.go.id/id/peraturan-menteri-lingkungan-hidup-dan-kehutanan-no-p106menlhksetjenkum1122018-tahun-2018

#Laut
SHARE :
AGENDA
LINK TERKAIT